TANAH ABANG-Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah yang diselenggarakan Remaja Islam Masjid (RISMA) At-Taqwa, Desa Tanah Abang, berlangsung semarak dan penuh makna. Tahun ini, panitia berhasil menghadirkan rangkaian kegiatan yang tidak hanya meriah, tetapi juga menyentuh sisi spiritual dan kepedulian sosial.

Sejak awal, acara ini sudah menarik perhatian masyarakat. Tak kurang dari sembilan jenis lomba bertema Maulid digelar untuk berbagai tingkatan, mulai dari TK, SD, hingga SMP.

Kreativitas anak-anak dan remaja desa ditampilkan secara atraktif, menambah semangat kebersamaan dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Namun, puncak perayaan menjadi momen paling berkesan. Panitia bekerja sama dengan Badan Waqaf Al-Qur’an (BWA) Sulawesi Tengah berhasil mendatangkan Syaikh Mu’tasim Billah, ulama asal Palestina yang sudah lama berdakwah di Indonesia. Kefasihan beliau berbahasa Indonesia membuat jamaah semakin larut dalam nasihat penuh hikmah yang disampaikan.

Dalam tausiyahnya, Syaikh Mu’tasim Billah mengingatkan bahwa umat Islam adalah bersaudara di manapun berada. “Jika seorang Muslim disakiti, maka Muslim lainnya juga akan merasakan sakit,” ucapnya yang langsung disambut takbir jamaah.

Acara malam itu semakin berwarna dengan agenda khas Desa Tanah Abang. Panitia menggelar prosesi cukur rambut balita yang kemudian didoakan langsung oleh Syaikh, dilanjutkan doa bersama serta zikir. Suasana khidmat berubah hangat ketika jamaah menutup kegiatan dengan makan bersama.

Hal unik lainnya adalah apresiasi khusus dari Syaikh kepada panitia. Beliau memuji konsep acara yang dikemas kreatif, termasuk penampilan dua MC yang dianggap mampu membawakan suasana dengan baik. Syaikh bahkan secara spontan memberikan hadiah kepada keduanya sebagai bentuk penghargaan.

Lebih dari itu, Syaikh menyampaikan doa khusus untuk warga Desa Tanah Abang, terutama mereka yang telah menyisihkan sebagian rezekinya dalam bentuk donasi bagi saudara-saudara di Gaza dan program Waqaf Al-Qur’an. “Andai saya bisa kembali ke Gaza, saya ingin datang lagi ke Indonesia dengan membawa hadiah sederhana kepada mereka berdua,” tutur Syaikh.

Perayaan ditutup dengan sesi foto bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi jamaah. Malam itu bukan sekadar pesta peringatan, melainkan juga menjadi pengikat ukhuwah, pengingat kepedulian, serta wujud cinta umat kepada Rasulullah SAW.(ami)